Aku? Aku? Aku? Siapa diriku ini? Cantik? Jauh. Pintar? Aduh. Kaya? Waduh jauh. Lantas siapakah aku? Manusia? Tentu. Oh,ternyata manusia. Bagaimana kedudukan aku? Apa? Kedudukan? Hehehe aku tersenyum.
Kamu? Siapa kamu? Cantik? Jelas, sinkron dengan biaya. Pintar? Sedikitlah. Kaya? Jelas,keluargamu kan berjaya. Manusia kan? Ya,iya. Jadi,bagaimana kedudukan kamu?
Aku dan kamu tidak jauh berbeda. Coba saja aku dan kamu memulai di garis yang sama.Namun,tak apalah. Wajar kamu meninggalkanku sesaat. Itu semua jerih payah leluhurmu,supaya generasinya tidak perlu merasakan perihnya mendaki. Tapi setidaknya kamu lebih menghargailah. Kalau kamu tidak cerdas,bisa saja kamu jadi generasi terakhirnya. Kan kasihan.
Baiklah,dunia memang begitu. Kalian pasti pernah memandang realitanya. Tak perlu dongkol apalagi iri. Coba saja kita yang berada di posisi yang tinggi. Anggap saja kita menggapainya tanpa secuil mereka peduli. Namun,bila sudah tercapai,sekecil-kecilnya kita pasti akan menarik saudara kita. Betul kan? Sudah,tidak usah munafik. Coba bayangkan dan rasakan.
Okelah,jika tak bisa dielakkan,aku bisa terima. Hanya saja,wahai kalian yang merasa tinggi. Jangan terbawa emosi. Lihat rakyat yang di tepi. Duduk menengadah sendiri. Berpikir tentang kejamnya negeri.
#gabut #gajelas bzzzzzz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar